Slaganella selaginoides
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mandiri
Mata Kuliah: Taksonomi Tumbuhan
Dosen: Novianti Muspiroh, M. Si
Disusun Oleh :
Uswatun Hasanah
Nim : 59461290
TARBIYAH / IPA
– BIO D / III
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SYEKH
NURJATI
CIREBON
2010
P
|
aku Kawat (Lycopsida) mencakup 1.000 spesies
tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella.
Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat
menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun
rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada
ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena
itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella)
sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium.
Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung
mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh
menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang
mengandung megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan
tumbuh menjadi gametofit betina. Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak
berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis
dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung
anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual,
yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella.
Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit
biseksual terdapat pada Lycopodium. Di sana saya mengamati tentang Selaganella selaginoides.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Isoetopsida
Order : Selaginellales
Keluarga : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaganella selaginoides
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Isoetopsida
Order : Selaginellales
Keluarga : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaganella selaginoides
- Ciri-ciri tu
o
Mempunyai karakteristik batang membentuk
percabangan menggarpu di batang ini sudah terdapat mikrofil yang tersusun
secara spiral dari mikrofil ini sudah diketemukan adanya tulang daun. tergolong
tumbuhan paku hetesropora.
o
Mempunyai batang bercabang - cabang menggarpu
anisotom, tidak memperlihatkan
o
pertumbuhan menebal sekunder.
o
Mempunyai batang berbaring dan sebagian berdiri
tegak,
o
bercabang - cabang menggarpu anisotom,
o
tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal
sekunder.
o
Tumbuhan membentuk rumpun, ada yang memanjat dan
tunasnya dapat mencapai panjang beberapa meter.
o
Pada batang terdapat daun - daun kecil yang
tersusun dalam garis spiral.
o
Cabang - cabang biasanya mempunyai susunan
dorsiventral.
o
Akar keluar dari bagian - bagian batang yang
tidak berdaun yang dinamakan pendukung
o
akar.
o
Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat suatu
sisik yang dinamakan lidah lidah.
o
Spora terdapat pada ketiak daun.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan
paku ada yang hidup mengapung di air ( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea
crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial
(tumbuhan darat). Tapi pada tumbuhan paku slaganella slaganoides habitatnya
ialah :
- Hidup di hutan-hutan daerah tropis
dan subtropics
- Punya akar, batang, dan daun sejati
- Mempunyai Strobilus
- Tidak punya tangkai
- Batang seperti kawat
- Daun mikrofil
- Daunnya tersusun spiral
- Punya akar, batang, dan daun sejati
- Mempunyai Strobilus
- Tidak punya tangkai
- Batang seperti kawat
- Daun mikrofil
- Daunnya tersusun spiral
- Gametofit kecil dan tidak berklorofil
sehingga dapat makan dengan bersimbiosis dengan
|
Beberapa jenis tumbuhan paku dapat diamanfaatkan bagi
kepentingan manusia. Jenis tumbuhan paku yang dapat dimanfaatkan yaitu semanggi
(Marsilea crenata) dimakan sebagai sayur, paku rane (Selaginella
plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka, Paku sawah (Azolla pinnata)
sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, suplir (Adiantum cuneatum)
dan paku rusa (Platycerium bifurcatum) sebagai tanaman hias. Seperti pada pada Selaganella
selaginoides sebagai tanaman hias.
|
Slaganella selaginoides termasuk tumbuhan Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang kecil disebut mikrospora (gamet jantan).
Tumbuhan Paku Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama
adalah spora. Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Seperti pada tumbuhan lumut, daur perkembangbiakan tumbuhan paku juga mengalami
pergiliran keturunan. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan
dengan menggunakan rizom atau pertunasan dan secara seksual terjadi secara
pergiliran keturunan antara dua generasi. Pergiliran
keturunan pada tumbuhan paku terjadi secara bergantian antara generasi sporofit
dan generasi gametofit. Generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri,
yaitu tumbuhan paku (sporofit) yang menghasilkan spora. Tumbuhan paku
(sporofit) dapat tumbuh dan bertunas melakukan perkembangbiakan secara
aseksual. Spora yang dikeluarkan dari sporangium dan jatuh di tempat yang
sesuai akan berkembang menjadi protalium. Protalium adalah gametofit pada
tumbuhan paku. Protalium berumur lebih pendek daripada sporofit. Protalium
berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada subtratnya dengan
rizoid. Protalium akan berkembang menjadi anteridium dan
arkegonium.
Anteridium
menghasilkan sperma, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Pembuahan hanya
berlangsung jika ada air. Peleburan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang diploid. Tumbuhan paku dewasa akan
menghasilkan spora. Spora akan tumbuh lagi menjadi protalium dan begitu
seterusnya hingga berulang siklus pergiliran keturunan. Kebanyakan
tumbuhan paku (Filicinae) mempunyai spora dengan sifat-sifat yang sama dan
setelah berkecambah, menghasilkan protalium yang mempunyai anteridium dan
arkegonium. Jenis paku yang menghasilkan spora yang sama besar dan berumah satu
disebut dengan paku homospor atau isospor. Akan tetapi, pada tumbuhan paku
lainnya, seperti Selaginellales dan Hydropteridales, protaliumnya tidak sama
besar dan berumah dua yang disebut dengan paku heterospor.
Pemisahan
jenis kelamin telah terjadi sejak pembentukan spora, selain berbeda jenis
kelamin, ukuran juga berbeda. Ada yang berukuran besar dan mengandung banyak
cadangan makanan yang disebut makrospora atau megaspora yang terbentuk dalam
makrosporangium. Jika berkecambah, akan tumbuh menjadi protalium yang
mengandung arkegonium yang disebut makroprotalium atau protalium betina. Yang
berukuran kecil dinamakan mikrospora yang terbentuk dalam
mikrosporangium. Mikrospora akan tumbuh menjadi protalium yang
mengandung anteridium yang disebut mikroprotalium atau protalium jantan.
Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku
terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya
pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada
tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur
hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan
oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel
induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit
(sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang
dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan
tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit
memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu
jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium
menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak
spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan
perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid
kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium
menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio
(2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan
paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :
Metagenesis
Tumbuhan Paku
|
Arkegonium
(n)
|
Spora
(n)
|
Mitosis
|
Protalus
atau protalium (n)
(gametofit)
|
Anteridium
(n)
|
Sel
telur (n)
|
Spermatozoid
(n)
|
Zigot
(2n)
|
Tumbuhan
paku (2n)
(sporofit)
|
Sporangium
|
Spora
(n)
|
Meiosis
|
|
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi
sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini
tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah
tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan
yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit
berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi
gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi
dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan
paku.
- Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan
daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom
dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas
tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan
paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat
pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil)
dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil,
daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis.
Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada
batang.
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang
menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun,
sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun,
sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak
mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa
helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa
sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada
sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus
dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan
paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh
pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut
senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan.
Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit
berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
- Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa
milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang
disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian
bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus
hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit
jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat
berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara
bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat
reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid
berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan
ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat
reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi
disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau
arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual
dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang
berbeda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar