TAKSONOMI TUMBUHAN
LICHENES DAN MIKORIZA
Oleh:
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 59461290
Kelas : Biologi –
D
Kelompok : VI
Asisten : Nurhayati
Wiyanto
LABORATORIUM
BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
LICHENES DAN MIKORIZA
I.
LATAR BELAKANG
Lichenes
adalah organism yang merupakan asosiasi dari fungus dan alga, hubungan antara
kedua organisme tersebut adalah sedemikian rupa hingga membentuk suatu talus tunggal.
Mikoriza
merupakan jamur yang hidus secara simbiosis dengan system perakaran tanaman
tingkat tinggi.
II. DASAR TEORI
Lichenes
merupakan bentuk unik dari tumbuhan, yang merupakan gabungan simbiosis antara
fungi (mycobiont) dengan pasangan fotosintesis (photobiont atau phicobion) yang
dapat memproduksi makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari, tetapi
sedemikian rupa sehingga dari segi morfologis dan fisiologinya merupakan suatu
kesatuan. Photobiont biasanya berupa ganggang hijau
atau chyanobacteria, dapat pula ganggang kuning-hijau atau ganggang coklat. Ada
pula yang tersusun dari keduanya antara ganggang hijau dan cyanobakteria.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis -seperti pada kalimat di atas- umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme tersbut disebut simbiont.
Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot). Ada beberapa bukti bahwa simbiosis Lichenes merupakan bentuk parasitisme untuk sel-sel Algae, dimana pasangan photosintesis dapat berada di alam secara bebas berdiri sendiri, tetapi tidak sebaliknya. Sel-sel photobiont dimusnahkan secara terus menerus pada saat pertukaran nutrisi. Penggabungan ini mampu berlanjut karena sel-sel photobiont dihasilkan lebih cepat daripada yang dihancurkan. Pada umumnya, simbiosis Lichenes lebih dipertimbangkan untuk keberhasilan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari fungi. Untuk sebagian Algae, simbiosis mungkin suatu keharusan untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan pada yang lainnya kadang tidak bermanfaat bagi Algae. Nah, inlah yang menjadi kontroversi apakah simbiosis Licehenes menjadi sebuah hubungan yang mutualisme atau parasitisme.
Secara umum taksonomi Lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah sebagai berikut :
Klas : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae, Peritigeraceae, Tictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae, Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis -seperti pada kalimat di atas- umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme tersbut disebut simbiont.
Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot). Ada beberapa bukti bahwa simbiosis Lichenes merupakan bentuk parasitisme untuk sel-sel Algae, dimana pasangan photosintesis dapat berada di alam secara bebas berdiri sendiri, tetapi tidak sebaliknya. Sel-sel photobiont dimusnahkan secara terus menerus pada saat pertukaran nutrisi. Penggabungan ini mampu berlanjut karena sel-sel photobiont dihasilkan lebih cepat daripada yang dihancurkan. Pada umumnya, simbiosis Lichenes lebih dipertimbangkan untuk keberhasilan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari fungi. Untuk sebagian Algae, simbiosis mungkin suatu keharusan untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan pada yang lainnya kadang tidak bermanfaat bagi Algae. Nah, inlah yang menjadi kontroversi apakah simbiosis Licehenes menjadi sebuah hubungan yang mutualisme atau parasitisme.
Secara umum taksonomi Lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah sebagai berikut :
Klas : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae, Peritigeraceae, Tictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae, Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
Ordo : Sphariales
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae
Ordo : Myrangiales
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
Klas : Basidiolichenes
Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae
Klas : Lichenes Imperfect
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae
Ordo : Myrangiales
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
Klas : Basidiolichenes
Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae
Klas : Lichenes Imperfect
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium
Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan,
yaitu : ektomikoriza dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada
tempat mikoriza bersimbiosis pada akar.
1. Ektomikoriza : merupakan
mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks
akar. Ektomikoriza kebanyakan bersimbiose dengan tanaman tahunan atau tanaman
pohon. Beberapa diantaranya yang sempat tercatat adalah: sengon, jati, beberapa
tanaman buah seperti mangga, rambutan, jeruk dsb. Bentuk simbiose ini dapat
terlihat secara morfologis berupa jalinan miselia pada bagian rambut-rambut
akar. Pada pengamatan mikroskopis dengan perbesaran 400 x dengan perlakuan
staining menggunakan salah satu stain seperti LTB (Lactophnol Trypan Blue),
nampak gambar yang cukup jelas dimana miselia mikoriza menempel dan pada bagian
ujungnya menginfeksi permukaan akar tanaman. (Anton Muhibuddin, 2005). Beberapa
jenis mikoriza tampak jelas secara mikroskopis tanpa proses pewarnaan pada
bagian permukaan rambut akar tanaman.
2. Endomikoriza : merupakan
mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara
sel-sel apeks akar.Endomikoriza banyak ditemukan pada tanaman semusim, seperti
tanaman kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran, tanaman hias,
dsb. Pengamatan mikroskopis pada perbesaran 100 x dengan perlakuan staining
jels menunjukkan adanya vesikel dan kadang tampak pula arbuskula dalam sel
tanaman yang terinfeksi oleh mikoriza. Infeksi mikoriza dalam sel tanaman yang
ditunjukkan dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula sangat penting dalam
simbiose antara mikoriza dan tanaman. Dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula
dalam sel tanaman, berarti simbiose telah terjadi dengan sempurna dan tanaman
sudah dapat menikmati hasil kerja mikoriza berupa unsur hara yang diserap dari
dalam tanah (Anton Muhibuddin, 2006).
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
|
Bahan :
|
lumut kerak Paramelia acetubulum
bintil akar leguminosae
|
Pisau
Kaca pembesar / lup
|
IV.
CARA KERJA
1.
mengamati berbagai bentuk
preparat lichenes , dengan bantuan lup dan mikroskop:
a.
bagaimana
bentuk talus dari masing – masing preparat lichenes ?
b.
apakah
terlihas simbiosis antara fungu dan alga ?
c.
gambarlah
disertai dengan keteranganya ?
d.
klasifikasikan
berdasarkan karakteristiknya !
2.
mengiris bintil akar, dengan
mengambil sedikit untuk di amati dibawah mikroskop:
a.
bagaiman
bentuk dan karakteristik dari mikoriza yang terdapat pada bintil akar
leguminoseae ?
b.
gambarlah
dilengkapi keteranganya
c.
klasifikasikan
berdasarkan perbedaan karakteristiknya
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1. Hasil
Gambar spesies :
|
Keterangan :
|
lumut kerak Paramelia acetubulum
|
Bentuk talus lembaran –
lembaran seperti kulit yna hidup pada pohon dan batu – batu, talus dengan
apotesium di tengah
|
Penampang melintangnya 10 X 10
|
1.
warna hijau (alga)
2.
warna putih (fungi)
3.
warna hitam
4.
coklat muda
|
Mikoriza pada bintil akar leguminosae
|
Perbesaran 10 X 10
1.
Ektomikoriza yang
mengingfeksi pada bagian luar tanaman
|
Mikoriza pada bintil akar leguminosae
|
Perbesaran 10 X 10
1.
Endomikoriza yang
mengingfeksi pada bagain dlam tanaman
|
VI.2. Pembahasan
pada praktikum
kali ini kami mengamati tentang mikoriza pada bintil akar leguminosae dan lumut kerak yaitu Lichenes merupakan simbiosis antara
Fungi dengan Algae. Lichenes
dipisahkan dan dijadikan suatu golongan yang berdiri sendiri, tetapi cendawan
itu di dalam alam tidak dapat tumbuh bebas, melainkan hanya dapat berkembang
jika menemukan jenis ganggang yang tepat. Jadi tanpa Algae cendawan itu pada
umumnya tidak lagi dapat hidup dan tidak akan berbentuk Lichenes. Tubuh Lichenes sangat berbeda dari fungi atau ganggang
yang tumbuh terpisah. Jamur mengelilingi sel-sel ganggang, sering menutupi
jaringan khas fungi yang kompleks untuk penggabungan Lichenes.
pengamatan pertama kami mengamati lichenes, di sini kami mengamati lumut kerak pada pohon yaitu Paramelia acetubulum Bentuk talus lembaran – lembaran seperti kulit yna hidup pada pohon dan batu – batu, talus dengan apotesium di tengah. dengan klasifikasinya :
pengamatan pertama kami mengamati lichenes, di sini kami mengamati lumut kerak pada pohon yaitu Paramelia acetubulum Bentuk talus lembaran – lembaran seperti kulit yna hidup pada pohon dan batu – batu, talus dengan apotesium di tengah. dengan klasifikasinya :
Regnum :
Plantae
Divisio : Thallophyta
Sub Divisio :
Lichenes
Classis : Ascolichenes
Ordo : Discomycetales
Familia : Discomycetaceae
Genus : Parmelia
Spesies : Parmelia acetabulum
lalu kami mengiris lichenes secara
melintang gambarnya seperti pada bagian batang pohon, dan kami mendapati di
atas warna hijau yaitu alga, di bawahnya warna putih yaitu fungi, warna hitam
dan warna muda yaitu bagian kulit kayu. Algae yang menyusun Lichenes disebut gonidium, dapat
bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru
(Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc. Kadang juga ganggang hijau
(Chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanykan cendawan yang menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetes, dan kadang-kadang Pyrenomycetales, dan Basidiomycetes. Kebanyakan cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentu pula. Bentuk-bentuk Lichenes ditentukan berdasarkan materi genetik pasangan fungi, bergabung dengan photobiont untuk perkembangan bentuknya di bawah kondisi yang tepat. Lichenes tunggal dapat berkembang menjadi dua bentuk yang sangat berbeda ketika bergabung dengan ganggang hijau atau cyanobacteria.
Beberapa Lichenes ada yang seperti batang (Foliose lichenes) lainnya menjadi penutup seperti cover dasar seperti kulit kering/ kerak (Crustase lichenes), ada yang seperti mengadopsi bentuk semak-semak (Fructicose lichenes) dan ada yang seperti agar-agar. Bentuk Lichenes pada Parmelia acetabulum ialah; Schrubby lichenes merupakan tipe Lichenes yang tumbuh tegak/lurus dan bercabang banyak dan kelihatan seperti semak belukar. Alat tambahan untuk lapisan bawah bermacam-macam dari yang memiliki pegangan yang kuat ke badan, beberapa diantaranya tampak seperti lumut menggantung yang lurus berumbi.
Warna Lichenes berbeda-beda tergantung pada pigmen-pigmen khusus yang menyusun, meskipun tidak ada pigmen, Lichenes biasanya berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Ketika Lichenes basah, lapisan luarnya menjadi lebih transparan dan lapisan photobiont yang mendasari menjadi tampak, membuat Lichenes abu-abu atau coklat berubah menjadi warna hijau muda atau hijau pudar. Macam-macam pigmen yang terang terdapat di lapisan luar adalah asam usnic kuning muda yang tersebar luas. Tetapi pigmen-pigmen yang lain menghasilkan macam-macam Lichenes yang kuning, orange atau merah. Warna-warna yang berbeda dalam spesies tergantung pencahayaan, genetik, usia, dan lainnya.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar klasifikasinya secara umum dan pada Parmelia acetabulum, berdasarkan Komponen Cendawan yang Menyusunnya termasuk ascholichen. Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah pegunungan.
Sedangkan berdasarkan alga yang menyusun tallus termasuk Heteromerous. Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas tallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya tallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Dan berdasarkan Tipe Tallus dan Kejadiannyatermasuk Crustose atau Crustaceous merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot).
Kebanykan cendawan yang menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetes, dan kadang-kadang Pyrenomycetales, dan Basidiomycetes. Kebanyakan cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentu pula. Bentuk-bentuk Lichenes ditentukan berdasarkan materi genetik pasangan fungi, bergabung dengan photobiont untuk perkembangan bentuknya di bawah kondisi yang tepat. Lichenes tunggal dapat berkembang menjadi dua bentuk yang sangat berbeda ketika bergabung dengan ganggang hijau atau cyanobacteria.
Beberapa Lichenes ada yang seperti batang (Foliose lichenes) lainnya menjadi penutup seperti cover dasar seperti kulit kering/ kerak (Crustase lichenes), ada yang seperti mengadopsi bentuk semak-semak (Fructicose lichenes) dan ada yang seperti agar-agar. Bentuk Lichenes pada Parmelia acetabulum ialah; Schrubby lichenes merupakan tipe Lichenes yang tumbuh tegak/lurus dan bercabang banyak dan kelihatan seperti semak belukar. Alat tambahan untuk lapisan bawah bermacam-macam dari yang memiliki pegangan yang kuat ke badan, beberapa diantaranya tampak seperti lumut menggantung yang lurus berumbi.
Warna Lichenes berbeda-beda tergantung pada pigmen-pigmen khusus yang menyusun, meskipun tidak ada pigmen, Lichenes biasanya berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Ketika Lichenes basah, lapisan luarnya menjadi lebih transparan dan lapisan photobiont yang mendasari menjadi tampak, membuat Lichenes abu-abu atau coklat berubah menjadi warna hijau muda atau hijau pudar. Macam-macam pigmen yang terang terdapat di lapisan luar adalah asam usnic kuning muda yang tersebar luas. Tetapi pigmen-pigmen yang lain menghasilkan macam-macam Lichenes yang kuning, orange atau merah. Warna-warna yang berbeda dalam spesies tergantung pencahayaan, genetik, usia, dan lainnya.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar klasifikasinya secara umum dan pada Parmelia acetabulum, berdasarkan Komponen Cendawan yang Menyusunnya termasuk ascholichen. Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah pegunungan.
Sedangkan berdasarkan alga yang menyusun tallus termasuk Heteromerous. Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas tallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya tallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Dan berdasarkan Tipe Tallus dan Kejadiannyatermasuk Crustose atau Crustaceous merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot).
Ada beberapa bukti bahwa simbiosis Lichenes
merupakan bentuk parasitisme untuk sel-sel Algae, dimana pasangan photosintesis
dapat berada di alam secara bebas berdiri sendiri, tetapi tidak sebaliknya.
Sel-sel photobiont dimusnahkan secara terus menerus pada saat pertukaran
nutrisi. Penggabungan ini mampu berlanjut karena sel-sel photobiont dihasilkan
lebih cepat daripada yang dihancurkan. Pada umumnya, simbiosis Lichenes lebih
dipertimbangkan untuk keberhasilan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari fungi.
Untuk sebagian Algae, simbiosis mungkin suatu keharusan untuk kelangsungan
hidupnya, sedangkan pada yang lainnya kadang tidak bermanfaat bagi Algae. Nah,
inlah yang menjadi kontroversi apakah simbiosis Licehenes menjadi sebuah
hubungan yang mutualisme atau parasitisme.
Yang kedua kami mengmati mikoriza
pada bintil akar leguminosae, di sini
kami mengalami kesulitan pada pembuatan preparatnya sehingga kami tidak
mendapati yang kami amati, kami hanya mengetahui Mikoriza
disebut juga jamur akar. Jamur ini bersimbiosis pada akar tumbuhan tingkat
tinggi. Jenis jamur yang dapat bersimbiosis adalah zygomycota, ascomycota, dan
basidiomycota. Mikoriza berbentuk seperti serabut tambahan akar, dengan hifa
yang masuk ke dalam akar. Terdapat tiga jenis mikoriza, yaitu ektomikoriza,
endomikoriza, dan endektomikoriza. Pada ektomikoriza, hifa menemb sampai kulit
luar (epidermis) saja. Dapat dilihat pada pinus. Di endomikoriza, hifa menembus
sampai ke korteks. Contohnya ada di tanaman anggrek, kol, dan polong-polongan. Mikoriza
bermanfaat untuk membantu proses penyerapan air dan mineral oleh akar,
melindungi akar dari kekeringan, melindungi akar dari infeksi jamur lain, dan
merangsang pertumbuhan tanaman melalui hormon yang dihasilkan oleh hifa jamur.
Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan,
yaitu : ektomikoriza dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada
tempat mikoriza bersimbiosis pada akar. Ektomikoriza : merupakan mikoriza
yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks akar. Ektomikoriza
kebanyakan bersimbiose dengan tanaman tahunan atau tanaman pohon. Beberapa
diantaranya yang sempat tercatat adalah: sengon, jati, beberapa tanaman buah
seperti mangga, rambutan, jeruk dsb. Bentuk simbiose ini dapat terlihat secara
morfologis berupa jalinan miselia pada bagian rambut-rambut akar. Beberapa
jenis mikoriza tampak jelas secara mikroskopis tanpa proses pewarnaan pada
bagian permukaan rambut akar tanaman.
Endomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi
bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-sel apeks
akar.Endomikoriza banyak ditemukan pada tanaman semusim, seperti tanaman
kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran, tanaman hias, dsb.
Pengamatan mikroskopis pada perbesaran 100 x dengan perlakuan staining jels
menunjukkan adanya vesikel dan kadang tampak pula arbuskula dalam sel tanaman
yang terinfeksi oleh mikoriza. Infeksi mikoriza dalam sel tanaman yang
ditunjukkan dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula sangat penting dalam
simbiose antara mikoriza dan tanaman. Dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula
dalam sel tanaman, berarti simbiose telah terjadi dengan sempurna dan tanaman
sudah dapat menikmati hasil kerja mikoriza berupa unsur hara yang diserap dari
dalam tanah.
KESIMPULAN
pada praktikum kali ini dapat di simpulkan :
1.
Lichenes merupakan simbiosis antara Fungi dengan Algae. Lichenes dipisahkan dan dijadikan suatu golongan yang
berdiri sendiri, tetapi cendawan itu di dalam alam tidak dapat tumbuh bebas,
melainkan hanya dapat berkembang jika menemukan jenis ganggang yang tepat.
2.
ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa
karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan
garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara
ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal
balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya
ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak
(heloot).
3.
Mikoriza disebut juga
jamur akar. Jamur ini bersimbiosis pada akar tumbuhan tingkat tinggi. Jenis
jamur yang dapat bersimbiosis adalah zygomycota, ascomycota, dan basidiomycota.
4.
Mikoriza bermanfaat
untuk membantu proses penyerapan air dan mineral oleh akar, melindungi akar
dari kekeringan, melindungi akar dari infeksi jamur lain, dan merangsang
pertumbuhan tanaman melalui hormon yang dihasilkan oleh hifa jamur.
DAFTAR PUSTAKA
tjitrosnosoepomo
Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta : Gadja Mada Universitiy Press.
Karmana,
Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi.
Grafindo Media Pertama : Bandung
Sabariah,
Sukirman. 2000. Biologi. Grafindo
Media Pratama : Bandung
makasih isi blog ini sangat membantu :D
BalasHapus