Rabu, 05 September 2012

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN


TAKSONOMI TUMBUHAN

LICHENES DAN MIKORIZA






 







Oleh:
Nama          : Uswatun Hasanah
NIM            : 59461290
Kelas           : Biologi – D
Kelompok   : VI
Asisten        : Nurhayati
                                                                  Wiyanto











LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010

LICHENES DAN MIKORIZA

I.     LATAR BELAKANG
Lichenes adalah organism yang merupakan asosiasi dari fungus dan alga, hubungan antara kedua organisme tersebut adalah sedemikian rupa hingga membentuk suatu talus tunggal.
Mikoriza merupakan jamur yang hidus secara simbiosis dengan system perakaran tanaman tingkat tinggi.

II.  DASAR TEORI
            Lichenes merupakan bentuk unik dari tumbuhan, yang merupakan gabungan simbiosis antara fungi (mycobiont) dengan pasangan fotosintesis (photobiont atau phicobion) yang dapat memproduksi makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari, tetapi sedemikian rupa sehingga dari segi morfologis dan fisiologinya merupakan suatu kesatuan. Photobiont biasanya berupa ganggang hijau atau chyanobacteria, dapat pula ganggang kuning-hijau atau ganggang coklat. Ada pula yang tersusun dari keduanya antara ganggang hijau dan cyanobakteria.  
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis -seperti pada kalimat di atas- umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme tersbut disebut simbiont.
              Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot). Ada beberapa bukti bahwa simbiosis Lichenes merupakan bentuk parasitisme untuk sel-sel Algae, dimana pasangan photosintesis dapat berada di alam secara bebas berdiri sendiri, tetapi tidak sebaliknya. Sel-sel photobiont dimusnahkan secara terus menerus pada saat pertukaran nutrisi. Penggabungan ini mampu berlanjut karena sel-sel photobiont dihasilkan lebih cepat daripada yang dihancurkan. Pada umumnya, simbiosis Lichenes lebih dipertimbangkan untuk keberhasilan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari fungi. Untuk sebagian Algae, simbiosis mungkin suatu keharusan untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan pada yang lainnya kadang tidak bermanfaat bagi Algae. Nah, inlah yang menjadi kontroversi apakah simbiosis Licehenes menjadi sebuah hubungan yang mutualisme atau parasitisme.
            Secara umum taksonomi Lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah sebagai berikut :     
Klas : Ascolichenes
    
Ordo : Lecanorales
     
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae, Peritigeraceae, Tictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae, Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae,
Theloshistaceae.
Ordo : Sphariales                   
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
  
Ordo : Caliciales
        
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae
 
Ordo : Myrangiales
    
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
 
Ordo : Pleosporales
    
Famili : Arthopyreniaceae
      
Ordo : Hysteriales
      
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
        
Klas : Basidiolichenes

Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae
   
Klas : Lichenes Imperfect
      
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium
Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan, yaitu : ektomikoriza dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada tempat mikoriza bersimbiosis pada akar.
1.      Ektomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks akar. Ektomikoriza kebanyakan bersimbiose dengan tanaman tahunan atau tanaman pohon. Beberapa diantaranya yang sempat tercatat adalah: sengon, jati, beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, jeruk dsb. Bentuk simbiose ini dapat terlihat secara morfologis berupa jalinan miselia pada bagian rambut-rambut akar. Pada pengamatan mikroskopis dengan perbesaran 400 x dengan perlakuan staining menggunakan salah satu stain seperti LTB (Lactophnol Trypan Blue), nampak gambar yang cukup jelas dimana miselia mikoriza menempel dan pada bagian ujungnya menginfeksi permukaan akar tanaman. (Anton Muhibuddin, 2005). Beberapa jenis mikoriza tampak jelas secara mikroskopis tanpa proses pewarnaan pada bagian permukaan rambut akar tanaman.
2.      Endomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-sel apeks akar.Endomikoriza banyak ditemukan pada tanaman semusim, seperti tanaman kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran, tanaman hias, dsb. Pengamatan mikroskopis pada perbesaran 100 x dengan perlakuan staining jels menunjukkan adanya vesikel dan kadang tampak pula arbuskula dalam sel tanaman yang terinfeksi oleh mikoriza. Infeksi mikoriza dalam sel tanaman yang ditunjukkan dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula sangat penting dalam simbiose antara mikoriza dan tanaman. Dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula dalam sel tanaman, berarti simbiose telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil kerja mikoriza berupa unsur hara yang diserap dari dalam tanah (Anton Muhibuddin, 2006).
III.             ALAT DAN BAHAN
Alat :
Bahan :
lumut kerak Paramelia acetubulum
bintil akar leguminosae
Pisau
Kaca pembesar / lup

IV.             CARA KERJA
1.    mengamati berbagai bentuk preparat lichenes , dengan bantuan lup dan mikroskop:
a.       bagaimana bentuk talus dari masing – masing preparat lichenes ?
b.      apakah terlihas simbiosis antara fungu dan alga ?
c.       gambarlah disertai dengan keteranganya ?
d.      klasifikasikan berdasarkan karakteristiknya !
2.    mengiris bintil akar, dengan mengambil sedikit untuk di amati dibawah mikroskop:
a.       bagaiman bentuk dan karakteristik dari mikoriza yang terdapat pada bintil akar leguminoseae ?
b.      gambarlah dilengkapi keteranganya
c.       klasifikasikan berdasarkan perbedaan karakteristiknya

V.  HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1. Hasil
Gambar spesies :
Keterangan :
lumut kerak Paramelia acetubulum






Bentuk talus lembaran – lembaran seperti kulit yna hidup pada pohon dan batu – batu, talus dengan apotesium di tengah
Penampang melintangnya 10 X 10






1.      warna hijau (alga)
2.      warna putih (fungi)
3.      warna hitam
4.      coklat muda
Mikoriza pada bintil akar leguminosae





Perbesaran 10 X 10
1.      Ektomikoriza yang mengingfeksi pada bagian luar  tanaman

Mikoriza pada bintil akar leguminosae





Perbesaran 10 X 10
1.      Endomikoriza yang mengingfeksi pada bagain dlam tanaman
VI.2. Pembahasan
pada praktikum kali ini kami mengamati tentang mikoriza pada bintil akar leguminosae dan  lumut kerak yaitu Lichenes merupakan simbiosis antara Fungi dengan Algae.      Lichenes dipisahkan dan dijadikan suatu golongan yang berdiri sendiri, tetapi cendawan itu di dalam alam tidak dapat tumbuh bebas, melainkan hanya dapat berkembang jika menemukan jenis ganggang yang tepat. Jadi tanpa Algae cendawan itu pada umumnya tidak lagi dapat hidup dan tidak akan berbentuk Lichenes. Tubuh Lichenes sangat berbeda dari fungi atau ganggang yang tumbuh terpisah. Jamur mengelilingi sel-sel ganggang, sering menutupi jaringan khas fungi yang kompleks untuk penggabungan Lichenes.        
            pengamatan pertama kami mengamati lichenes, di sini kami mengamati lumut kerak pada pohon yaitu Paramelia acetubulum Bentuk talus lembaran – lembaran seperti kulit yna hidup pada pohon dan batu – batu, talus dengan apotesium di tengah. dengan klasifikasinya :
Regnum        : Plantae
Divisio          : Thallophyta
Sub Divisio   : Lichenes
Classis          : Ascolichenes
Ordo             : Discomycetales
Familia          : Discomycetaceae
Genus           : Parmelia
Spesies          : Parmelia acetabulum
              lalu kami mengiris lichenes secara melintang gambarnya seperti pada bagian batang pohon, dan kami mendapati di atas warna hijau yaitu alga, di bawahnya warna putih yaitu fungi, warna hitam dan warna muda yaitu bagian kulit kayu. Algae yang menyusun Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc. Kadang juga ganggang hijau (Chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.   
                   Kebanykan cendawan yang menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetes, dan kadang-kadang Pyrenomycetales, dan Basidiomycetes. Kebanyakan cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentu pula. Bentuk-bentuk Lichenes ditentukan berdasarkan materi genetik pasangan fungi, bergabung dengan photobiont untuk perkembangan bentuknya di bawah kondisi yang tepat. Lichenes tunggal dapat berkembang menjadi dua bentuk yang sangat berbeda ketika bergabung dengan ganggang hijau atau cyanobacteria.
Beberapa Lichenes ada yang seperti batang (Foliose lichenes) lainnya menjadi penutup seperti cover dasar seperti kulit kering/ kerak (Crustase lichenes), ada yang seperti mengadopsi bentuk semak-semak (Fructicose lichenes) dan ada yang seperti agar-agar.
Bentuk Lichenes pada Parmelia acetabulum  ialah; Schrubby lichenes merupakan tipe Lichenes yang tumbuh tegak/lurus dan bercabang banyak dan kelihatan seperti semak belukar. Alat tambahan untuk lapisan bawah bermacam-macam dari yang memiliki pegangan yang kuat ke badan, beberapa diantaranya tampak seperti lumut menggantung yang lurus berumbi.       
              Warna Lichenes berbeda-beda tergantung pada pigmen-pigmen khusus yang menyusun, meskipun tidak ada pigmen, Lichenes biasanya berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Ketika Lichenes basah, lapisan luarnya menjadi lebih transparan dan lapisan photobiont yang mendasari menjadi tampak, membuat Lichenes abu-abu atau coklat berubah menjadi warna hijau muda atau hijau pudar. Macam-macam pigmen yang terang terdapat di lapisan luar adalah asam usnic kuning muda yang tersebar luas. Tetapi pigmen-pigmen yang lain menghasilkan macam-macam Lichenes yang kuning, orange atau merah. Warna-warna yang berbeda dalam spesies tergantung pencahayaan, genetik, usia, dan lainnya.          
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar klasifikasinya secara umu
m dan pada Parmelia acetabulum, berdasarkan Komponen Cendawan yang Menyusunnya          termasuk ascholichen. Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah pegunungan.         
             Sedangkan berdasarkan alga yang menyusun tallus termasuk Heteromerous. Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas tallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya tallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.  Dan berdasarkan Tipe Tallus dan Kejadiannyatermasuk Crustose atau Crustaceous merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.    
              Pada Lichenes, antara fungi dan Algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misal, ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot).
              Ada beberapa bukti bahwa simbiosis Lichenes merupakan bentuk parasitisme untuk sel-sel Algae, dimana pasangan photosintesis dapat berada di alam secara bebas berdiri sendiri, tetapi tidak sebaliknya. Sel-sel photobiont dimusnahkan secara terus menerus pada saat pertukaran nutrisi. Penggabungan ini mampu berlanjut karena sel-sel photobiont dihasilkan lebih cepat daripada yang dihancurkan. Pada umumnya, simbiosis Lichenes lebih dipertimbangkan untuk keberhasilan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari fungi. Untuk sebagian Algae, simbiosis mungkin suatu keharusan untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan pada yang lainnya kadang tidak bermanfaat bagi Algae. Nah, inlah yang menjadi kontroversi apakah simbiosis Licehenes menjadi sebuah hubungan yang mutualisme atau parasitisme.
              Yang kedua kami mengmati mikoriza pada bintil akar leguminosae, di sini kami mengalami kesulitan pada pembuatan preparatnya sehingga kami tidak mendapati yang kami amati,    kami hanya mengetahui Mikoriza disebut juga jamur akar. Jamur ini bersimbiosis pada akar tumbuhan tingkat tinggi. Jenis jamur yang dapat bersimbiosis adalah zygomycota, ascomycota, dan basidiomycota. Mikoriza berbentuk seperti serabut tambahan akar, dengan hifa yang masuk ke dalam akar. Terdapat tiga jenis mikoriza, yaitu ektomikoriza, endomikoriza, dan endektomikoriza. Pada ektomikoriza, hifa menemb sampai kulit luar (epidermis) saja. Dapat dilihat pada pinus. Di endomikoriza, hifa menembus sampai ke korteks. Contohnya ada di tanaman anggrek, kol, dan polong-polongan. Mikoriza bermanfaat untuk membantu proses penyerapan air dan mineral oleh akar, melindungi akar dari kekeringan, melindungi akar dari infeksi jamur lain, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui hormon yang dihasilkan oleh hifa jamur.
Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan, yaitu : ektomikoriza dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada tempat mikoriza bersimbiosis pada akar. Ektomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks akar. Ektomikoriza kebanyakan bersimbiose dengan tanaman tahunan atau tanaman pohon. Beberapa diantaranya yang sempat tercatat adalah: sengon, jati, beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, jeruk dsb. Bentuk simbiose ini dapat terlihat secara morfologis berupa jalinan miselia pada bagian rambut-rambut akar. Beberapa jenis mikoriza tampak jelas secara mikroskopis tanpa proses pewarnaan pada bagian permukaan rambut akar tanaman.
Endomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-sel apeks akar.Endomikoriza banyak ditemukan pada tanaman semusim, seperti tanaman kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran, tanaman hias, dsb. Pengamatan mikroskopis pada perbesaran 100 x dengan perlakuan staining jels menunjukkan adanya vesikel dan kadang tampak pula arbuskula dalam sel tanaman yang terinfeksi oleh mikoriza. Infeksi mikoriza dalam sel tanaman yang ditunjukkan dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula sangat penting dalam simbiose antara mikoriza dan tanaman. Dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula dalam sel tanaman, berarti simbiose telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil kerja mikoriza berupa unsur hara yang diserap dari dalam tanah.
KESIMPULAN
pada praktikum kali ini dapat di simpulkan :
1.        Lichenes merupakan simbiosis antara Fungi dengan Algae. Lichenes dipisahkan dan dijadikan suatu golongan yang berdiri sendiri, tetapi cendawan itu di dalam alam tidak dapat tumbuh bebas, melainkan hanya dapat berkembang jika menemukan jenis ganggang yang tepat.
2.        ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan –menyerupai hubungan majikan dengan budak (heloot).
3.        Mikoriza disebut juga jamur akar. Jamur ini bersimbiosis pada akar tumbuhan tingkat tinggi. Jenis jamur yang dapat bersimbiosis adalah zygomycota, ascomycota, dan basidiomycota.
4.        Mikoriza bermanfaat untuk membantu proses penyerapan air dan mineral oleh akar, melindungi akar dari kekeringan, melindungi akar dari infeksi jamur lain, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui hormon yang dihasilkan oleh hifa jamur.



DAFTAR PUSTAKA
tjitrosnosoepomo Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadja Mada Universitiy Press.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media Pertama : Bandung
Sabariah, Sukirman. 2000. Biologi. Grafindo Media Pratama : Bandung


1 komentar: