Oleh Eric Pfeiffer
Seekor anjing yang sangat berdedikasi terus menunjukkan kesetiaan dengan
menjaga kuburan sang pemilik selama enam tahun setelah tuannya
meninggal.
Capitan adalah seekor anjing gembala Jerman. Ia
dilaporkan kabur dari rumah setelah pemiliknya, Miguel Guzman, meninggal
pada 2006. Seminggu kemudian, keluarga Guzman menemukan si anjing di
makam Miguel di Argentina tengah.
Miguel Guzman mengadopsi Capitan pada 2005 untuk hadiah buat anak
laki-lakinya yang saat itu masih remaja, Damian. Dalam enam tahun
terakhir, Capitan terus berjaga di samping kuburan Miguel. Menurut
keluarga, si anjing jarang sekali meninggalkan tempatnya.
"Kami
mencari dia, tapi dia hilang," kata janda Guzman, Veronica Guzman kepada
Lavoz.com. "Kami pikir dia pasti sudah tertabrak mobil dan mati."
Keesokan
Minggunya, saat mereka pergi ke kuburan, Damian langsung mengenali
anjing hadiah dari ayahnya tersebut. "Capitan mendatangi kami,
menggonggong dan melolong seperti menangis."
Anehnya lagi,
menurut Veronica, keluarga Guzman sama sekali tak pernah membawa Capitan
ke kuburan sebelum ia ditemukan di sana. "Masih menjadi misteri
bagaimana caranya ia menemukan tempat ini," ujar Veronica.
Direktur pekuburan Hector Baccega mengatakan ia dan stafnya kini memberi makan dan merawat Capitan secara rutin.
"Tiba-tiba
suatu hari dia muncul di sini dan mulai berjalan-jalan mengelilingi
kuburan sampai menemukan batu nisan tuannya," kata Baccega.
"Saat
siang hari, kadang ia berjalan-jalan di sekitar kuburan, namun selalu
bergegas kembali ke kuburan (Miguel). Dan setiap hari, tepat jam enam,
dia akan tidur berbaring di atas kuburan, dan terus di sana sepanjang
malam."
Meski begitu, keluarga Guzman belum melupakan Capitan.
Menurut Damian, dia dan keluarganya sudah beberapa kali mencoba membawa
Capitan pulang ke rumah, namun ia selalu kembali sendiri ke kuburan
tersebut.
"Saya rasa dia akan terus berada di sana sampai dia mati. Dia menjaga ayah saya," kata Damian.
Minggu, 23 September 2012
Minggu, 16 September 2012
PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM BASA
A.
TUJUAN
Melakukan titrasi asam basa untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan
B.
DASAR
TEORI
Titrasi
merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan
cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang di ketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi
asam basa di dasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Titik
eqivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat di mana sejumlah asam tepat di
netralkan oleh sejumlah basa. Selama
titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik eqivalen di
tentukan pada sejumlah garam yang di hasilkan dari netralisasi asam basa.
Indikator yang di gunakan pada titrasai asam basa adalah yang memiliki rentang
pH di mana titik eqivalen berada. Pada umumnya titik eqivalen tersebut sulit
untuk di amati, yang mudah di amati adalah titik akhir yang dapat terjadi
sebelum dan sesudah titik eqivalen tercapai. Titrasi harus di hentikan pada
saat titik akhir titrasi di capai, yang di tandai pada perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasai tidak selalu berimpit dengan titik eqivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasai.
Pada titrasi asam kuat dan basa
kuat, asam kuat dan basa kuat dalam aire akan terurai dengan sempurna. Oleh
karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat lansung di
hitung dengan jumlah asam atau basa yang di tambahkan. Pada titik eqivalen dari
titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 20°C sama dengan pH
air, yaitu sama dengan tujuh.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
ALAT
-
Buret 1
buah
-
Botol semprot I buah
-
Corong 1
buah
-
Gelas kimia 250 ml 1 buah
-
Gelas erlenmeyer 250 ml 2 buah
-
Pipet gondok 10 ml 1 buah
2.
BAHAN
-
NaOH 0,05
-
HCl
-
Phenolftalin
-
Aquades
-
Kertas putih
D.
LANGKAH
KERJA
1. Membersihkan
buret dan membilas NaOH yang akan di pakai sebanyak 3 kali (± 5 ml), kemudian
memasukkan NaOH kedalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi
sekala nol buret, kemudian turunkan volume larutan NaOH pada buret sampai tepat
sekala nol.
2. Pipet
10 ml larutan asam yang akan di tentukan konsentrasinya dengan mengunakan kedalam
labu erlenmeyer dengan teknik yang benar.
3. Menambahkan
aquades kedalam labu erlenmeyer + 5 ml untuk membilas larutan yang menempel pada dinding larutan erlenmeyer, menambaghkan
3 tetes indikator phenolftalien.
4. Melakukan
titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara berlahan – lahan
tetes demi setetes sampai larutan kan
berubah warna.
5. Memcatat
keadaan akhir buret yangmenunjukkan volume larutan NaOH yang di pakai, yakni
selisih volume semula dengan volum akhir.
6. Mengulangi
percobaan sebanyak 2 kali
7. Menghitung
konsentrasi larutan yang telah dititrasi.
JURNAL PRAKTIKUM
Judul : titrasi asam basa
Tanggal : 12 – 05 – 2010
Tujuan : melakukan titrasi asam
basa untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan
Langkah kerja
|
Pengamatan
|
|
Percobaan
1
Dik:
V1 = 5,5
M1
= 0,05 M (NaOH)
V2
= 10 ml
Dit
M2………?
Jawab
: V1. M1 = V2. M2
5,5
. 0,05 = 10 M2
M2
= 5,5 . 0,05 / 10
(HCl)
M2 = 0,0275
Percobaan
2
Dik:
V1 = 6 ml
M1
= 0,05 M (NaOH)
V2
= 10 ml
Dit
M2………?
Jawab
: V1. M1 = V2. M2
6
. 0,05 = 10 M2
M2
= 6 . 0,05 / 10
(HCl)
M2 = 0,03 M
M
rata – rata = 0,0275 + 0,03 / 2
=
0,0288 M
|
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini tentang titrasi asam basa, yang bertujuan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan. Pada percobaan pertama Membersihkan buret dan
membilas NaOH yang akan di pakai sebanyak 3 kali (± 5 ml), kemudian memasukkan
NaOH kedalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi sekala nol
buret, kemudian turunkan volume larutan NaOH pada buret sampai tepat sekala
nol. Setelah itu memasukkan 10 ml larutan asam yaitu HCl yang akan di tentukan
konsentrasinya dengan mengunakan kedalam labu erlenmeyer. Menambahkan aquades
kedalam labu erlenmeyer + 5 ml untuk membilas larutan yang menempel pada dinding larutan erlenmeyer, menambahkan 3
tetes indikator phenolftalien, setelah itu melakukan titrasi dengan cara
meneteskan larutan NaOH dari buret secara berlahan – lahan tetes demi setetes
sampai larutan kan berubah warna. Dan titrasi di hentikan pada saat titik akhir titrasi di capai, yang
di tandai pada perubahan warna indikator yaitu berwarna pink pada volume NaOH
5, 5 ml Titik eqivalen tercapai pada saat di mana sejumlah asam tepat di
netralkan oleh sejumlah basa. Dan di sini terjadi titik equevalen tercapai pada
saat se4telah titiuk akhir tercapai, titik akhir titrasi tidak selalu terhimpit
dengan titik equevalen.
Selama titrasi berlangsung terjadi
perubahan pH. pH pada titik eqivalen di tentukan pada sejumlah garam
yang di hasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang di gunakan pada
titrasai asam basa adalah yang memiliki rentang pH di mana titik eqivalen
berada. Pada umumnya titik eqivalen tersebut sulit untuk di amati, yang mudah
di amati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum dan sesudah titik
eqivalen tercapai. Titrasi harus di hentikan pada saat titik akhir titrasi di
capai, yang di tandai pada perubahan warna indikator. Titik akhir titrasai
tidak selalu berimpit dengan titik eqivale. Dengan pemilihan indikator yang
tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasai.
Pada
titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam aire akan
terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama
titrasi dapat lansung di hitung dengan jumlah asam atau basa yang di tambahkan.
Pada titik eqivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada
temperatur 20°C sama dengan pH air, yaitu sama dengan tujuh.
Pada
percobaan kedua sama seperti percobaan pertama, dengan volume pertama NaOH 6 ml
dan volume ke 2 NaOH 10 ml, pada melakukan titrasi supaya mengetahui konsentrasi
suatu larutan HCl, pada percobaan pertama HCl
M2 = 0,0275 M dan pad percobaan pertama ke 2 HCl M2 = 0,03 M setelah itu di cari M rata – rata dengan
hasil 0,0288 M. jadi setelah melakukan titrasi dapat di ketahui konsentrasi
pada HCl.
KESIMPULAN
Pada
pembahsan di atas dapat di simpulkan yaitu :
- Titik eqivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat di mana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH.
- Titik akhir titrasai tidak selalu berimpit dengan titik eqivalen.
- Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang di ketahui konsentrasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Underwod. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta : Erlangga
Rosenberg, Jerome l. 1996. kimia Dasar. Jakarta :
Erlangga
Kartimi.2010.Panduan Praktikum Kimia Dasar Dua. Cirebon.Pusat
Labolatorium
Rabu, 05 September 2012
LAPORAN TAKSONOMI 2
TAKSONOMI TUMBUHAN
CENDAWAN
Oleh:
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 59461290
Kelas : Biologi –
D
Kelompok : VI
Asisten : Nurhayati
Wiyanto
LABORATORIUM
BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
CENDAWAN
/ FUNGI
I.
LATAR
BELAKANG
Pada awalnya cendawan
di klasifikasi oleh thallophyta bersama dengan alga, namun karena memiliki
karakterlistrik yang berbeda akhirnya di masukkan dalam regnum tersendiri yaitu
mycota (fungi).
II. TUJUAN
1. Mengamati
beberapa bentuk funfsi basidiomycotina.
2. Menggambarkan
masing – masing preparat fungi
basidiomycotina.
3. Merangkum
karakter preparat basidiomycotina yang membedakannya antara divisi yang satu
dengan yang lainya.
III.
ALAT DAN BAHAN
Bahan :
Jamur
merang : Vorvaiela volvaceae
Jamur
tiram : Ostreatus pleurotus
Jamur
kayu : Ganoderma sp
Jamur kuping : Auricularia
polytricha
|
Alat :
Pisau
/ cutter
Tisu
Lup
/ kaca pembesar
Mikroskop
|
IV.LANDASAN
TEORI
Terdapat sekitar 30000 spesies basidiomycota yang
telah diketahui, dan 37% diantaranya termasuk golongan jamur atau Fungi.
Menurut Campbell (1998 : 579), jamur dari divisio basidiomycota memiliki
25000 spesies. Nama dari divisio ini diambil dari bentuk diploid yang terjadi
pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup sebagai dekomposer
pada kayu atau bagian lain tumbuhan.
Kelompok fungi basidiomycota ini sering disebut jamur oleh
orang awam karena banyak jenis – jenis yang karpusnya (tubuh buahnya) besar dan
dapat dilihat dengan kasat mata. Dalam buku Mikologi dan Dasar Terapan Oleh
Indrawati Gandjar dkk. Kelompok tersebut (yang memiliki tubuh buah besar)
dipakai istilah cendawan. Banyak di antara cendawan (mushrooms) sudah
dimanfaatkan oleh manusai misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus,
dan Falmmulina velutipes, akan teteapi banyak juga yang beracun, bahkan ada
racun yang dapat mematikan, misalnya Amanita sp. Dkk.
Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro.
Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang basidiokarpnya kecil dan
halus, yang umumnya adalah patogen pada tanaman. Sedangkan basidiomycota yang
makro adalah Basidiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar
sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yag seperti payung, kuping,
dan setengah lingkaran.
Reproduksi pada jamur ini terjadi secara seksual dan secara
aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan konidia. Dan yang
secara seksual terjadi perkawinan antara hifa yang berbeda jenis.
Filum basidiomycota dibagi ke dalam tiga kelompok utama,
yaitu : Urediniomycetes, Hymenomycetes, Ustilaginomycetes.
Tubuh jamur tersusun
dari komponen dasar yang disebut Hifa.
Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.. Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.
Septa mempunyai pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel
yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta
atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan
inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa
pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria
yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.
V.
PROSEDUR KERJA
Mengambil masing – masing preparat kemudian mengamati dengan bantuan lup
(kaca pembesar), kemudian mengamati :
a. bagian tubuh buah masing – masing preparat ?
b. di mana letak dari spora ?
c. menggambar bagian – bagian preparat lengkap dengan
keteranmgan ?
d. klasifikasikan masing – masing berdasarkan
karakteristik dari preparat!
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1. HASIL
Preparat jamur merang (Vorvaiela volvaceae)
Sebelum di belah sesudah di belah Keterangan :
1. Lamela
2. Selaput velum
universale
3. pileus
4. Holdfast
5. volvo
|
Preparat jamur
tiram putih (Ostreatus pleurotus)
Dari
belakang dari dalam Keterangan :
1.
Lamela
2.
Spora berwarna putih
3.
Stipe
4.
Holdfast
5.
Tudung / pileus
|
Preparat jamur kuping (Auricularia polytricha)
Dari depan
|
Dari belakang
|
Keterangan
|
1. tudung
2.biasanya ada spora berwarna putih
3. holdfast
4. lamela
Cat : tidak berstipe
|
Preparat jamur kayu (Ganoderma
sp)
Dari depan
|
Dari belakang
|
Keterangan
|
1. tudung
2.stipe
3. holdfast
4. lamela
|
VI.2. PEMBAHASAN
Pada peraktikum kali masih ini masih tentang fungi / cendawan, tetapi pada
kali ini membahas tentang basidiomicetes dengan anak kelasnya. Jamur
Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup,
misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada
organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang
bersimbiosis.
Pertama – tama kami
mengamati jamur merang (Vorvaiela
volvaceae, Tubuh
buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga
abu-abu dan dilindungi selubung karena masih di selimuti selaput
velum universale.
Jika tubuh membesar, tinggallah selaput pada pangkal tangkai tubuh buah sebagai
bursa. Dari tepi tubuh buah ke tangkai terdapat juga selaput yang menutupi sisi
bawah tubuh buah. Selaput ini dinamakan velum partiale. Jika tubuh buah
membesar selaput ini akan robek dan merupakan suatu cincin (anulus) pada bagian
atas tangkai tubuh buah . himenofora pada sisi bawah tubuh buah ,
membentuk papan – papan atau lamella
yang tersusun radial dapat juga himenifora membuat tonjolan berupa buluh –
buluh. Himenium meliputi sisi bawah tubuh buah tadi dan mula – mula terletak di
bawah velum partiale. Letak himenium yang demikian di sebut angiokarp lapisan
himenium itu terjadi secara serempak. Jadi semua bagian sama umurnya dan
keliatan dari bawah setelah velum partiale robek - robek. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung
berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang
berwarna coklat muda.
pada saat kami membelah
jamur merang yang masih kecil terdapat pileus, lamella yang letaknya di samping
pileus, holdfast, dan vilvo, ketika jamur merang sudah dewasa maka stipenya
akan kelihatan dan sporanya terletak di bawah lamela. Jamur merang yang dijual untuk
keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum
berkembang alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil
spora. klasifikasinya
yaitu :
Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Myceteae (fungi)
Divisio
: Amastigomycota
Sub
Divisio : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Plutaceae
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella volvacea
Jamur
merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan
namanya, jamur ini memilih merang dan jerami sebagai media alami
utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan
pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm
mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara
30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C. jamur merang termasuk ke
anak bangsa Agaricales masuk masuk suku agaricaceae karena tubuh buah berbentuk
paying, himenefora berbentuk lamella atau papan – papan dengan lapisan
himeniumpada kedua sisinya. Kebanyakan warga suku agaricaceae hidup sebagai
saparofit, sebagian kecil sebagai parasit dan jamur merang ini dapat di makan.
Yang kedua
kami mengamati jamur tiram putih (Ostreatus
pleurotus)
KarakteristikTubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh
menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya
seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus
ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam,
abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter
5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram
juga memiliki spora
berbentuk batang berukuran 8-11× 3-4μm serta miselia berwarna putih
yang bisa tumbuh dengan cepat. Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat
berada di tengah tudung, tetapi agak ke pinggir. Pada saat kami mengamati jamur
tiram kami mendapati lamella, stipe, holdfast dan terdapat spora si bawah stipe.
Klasifikasinya yaitu :
Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Myceteae (fungi)
Divisio
: Amastigomycota
Sub
Divisio : Basidiomycotae
Kelas : Bisidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Agaricaeae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus sp
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan
dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan
ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu
kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan
sebutan King Oyster Mushroom.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang
tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling
bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon
yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.
Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat
yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk
membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari
penggergajian kayu.
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua
tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun
seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi
aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang
terbentuk secara endogen pada kantung spora
atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam
konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis
hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang
kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih,
disebut juga basidiospora yang terletak
pada kantung basidium.
Yang ke tiga kami mengmati
jamur kuping (Auricularia polytricha) Jamur kuping termasuk keluarga
Auricularia dan kelas Basidiomycetes. Klasifikasi jamur kuping menurut
Alexopolous dan Mins (1979) adalah sebagai berikut:
Super Kingdom :Eukaryota
Kingdom :Myceteae
(Fungi)
Devis :Amastigomycota
Sub Devisi :Basidiomycotae
Kela :Basidiomycetes
Ordo :Auriculariales
Familia :Auriculariae
Genus :Auricularia
Species :
Auricularia sp
Morfologi
Tubuh
buah kenyal atau seperti gelatin jika dalam keadaan segar dan menjadi keras
seperti tulang jika kering, berbentuk mangkuk atau kadang-kadang dengan cuping
seperti kuping yang berasal dari titik pusat perlekatan, diameter 2-15 cm,
tipis bergading, dan kenyal. Permukaan luar steril, sering kali berurat,
berbulu sangat kecil atau berambut, cokelat muda sampai cokelat, menjadi
kehitaman jika mengering. Permukaan dalam fertil, licin sampai agak berkerut,
bergelatin jika basah, berwarna kuning cokelat, cokelat keabu-abuan, cokelat,
ungu, dan menjadi hitam jika kering. Tangkai tidak ada atau mengalami
rudimenter.
Tubuh
buah berwarna coklat , menyerupai daun telinga yang pada sisi atasnya yang
cekung terdapat lapisan himenium. Basidium selalu dapat di bagi menjadi 4 sel
sekat – sekat melintang dan dari masing – masing sel itu ke samping di
tonjolkan stergma dengan satu spora, sisi atas berlipat dan mempunyai rambut –
rambut pendek yang tersusun amat rapat. Biasa terdapat pada dahan – dahan yang
kering; tubuh buah dapat di makan, biasanya dalam sayur (kimlo). Pada jamur
kuping kami mendapati tudung di bagian depan terdapat spora, holdfast ujung
pangkal yang keras dan lamella di bagian belakang. Jejak spora putih; spora
berada di permukaan dan biasanya pada permukaan bagian bawah, berukuran 12-8 x
4-8 mikron, berbentuk sosis, licin. Basidium mempunyai sekat melintang sebanyak
tiga buah.
spesies jamur dari kelas Heterobasidiomycetes (jelly
fungi) dengan tubuh buah berwarna coklat tua setengah bening, berbentuk mangkuk
menyerupai daun telinga manusia. Dalam bahasa Tionghoa,
jamur kuping hitam dikenal sebagai 云耳 (pinyin: yún ěr), 毛木耳
(pinyin: máo mù ěr) atau 木耳 (pinyin: mù ěr). Jamur
kuping hitam biasa digunakan dalam masakan Asia. Tubuh buah menempel di atas
batang kayu yang sudah membusuk di tempat basah dan lembab. Sewaktu masih segar
terlihat seperti agar-agar (jelly) basah dan bila
dikeringkan menjadi mengkerut. Jamur kuping hitam juga sering digunakan sebagai
bahan obat tradisional karena diketahui mempunyai sifat antikoagulan. Hidup
soliter atau bergerombol pada batang kayu, ranting mati, tunggul kayu, dan
lain-lain; melekat pada substrat secara sentral atau lateral. Penyebaran pada
kayu keras dan konifer. Tubuh buah jamur sering kali dijumpai pada musim hujan
yang ke empat kami mengamati
jamur kayu (Ganoderma
sp)
Phylum : Basidiomycota
Class : Agaricomycetes
Order : Polyporales
Family : Ganodermataceae
Pada jamur kayu kami mendapati
tudung di bagian depan, lamella di bagian belakang dan sepora di antara lamella
– lamella, berstipe, dan ada holdfast.
Termasuk
anak bangsa aphyllophorales dan suku polyporaceae, jamur ini pada badan buahnya
tidak mempunyai papan – papan atau lamella himenepora yang menonjol. Hemenum
terletak bebas di tubuh buah (gimnokarp) dan sudah mulai terbentuk sejak badan
buah masih muda dan bersama – sama dengan pertumbuhan tubuh buah selalu
membentuk bagian – bagian yang baru. oleh sebab itu pada himenium terdapat
bagian – bagian dari bermacam – macam umur, dari yang basidiumnya sudah masak
sampai yang masih muda dan baru terbentuk. Tubuh buah berupa satu kipas,
himenofora merupakan bulu – bulu (pori) yang di liat dari luar berupa lubang –
lubang itu di lkapisi himenuim. Tubuh buah jamur ini dapat berumur beberapa
tahun.
Ganoderma adalah genus dari polypore jamur yang tumbuh pada kayu dan mencakup sekitar 80
spesies, banyak dari tropis daerah. Karena penggunaan yang luas di Asia obat-obatan
tradisional, dan potensi mereka dalam bioremediasi , mereka adalah penting genus
sangat ekonomis. Ganoderma dapat dibedakan dari polypores lain karena
mereka memiliki berdinding ganda Basidiospora yang sedang . Nama Ganoderma
berasal dari bahasa Yunani ganos / γανος
"kecerahan, kemilau", maka "bersinar" dan kulit /
δερμα "kulit",
Genus disebut oleh Karsten pada tahun 1881. Anggota keluarga
Ganodermataceae secara tradisional dianggap sulit untuk mengklasifikasikan
karena kurangnya karakteristik morfologi yang dapat dipercaya, hal meluap-luap
sinonim, dan penyalahgunaan luas nama. Sampai saat ini, genus dibagi menjadi
dua bagian - Bagian Ganoderma dengan permukaan topi mengkilap (seperti lucidum Ganoderma ) dan Elfvingia,
dengan permukaan topi kusam, seperti applanatum Ganoderma . filogenetik analisis menggunakan informasi
urutan DNA yang berasal dari mitokondria SSU rDNA , telah membantu untuk mengklarifikasi
pemahaman kita tentang hubungan antara spesies Ganoderma. Genus sekarang
dapat dibagi menjadi enam monofiletik kelompok: raksasa (kemudian
dikenal sebagai raksasa Polyporus) yang memiliki fitur morfologi khas
yang tidak cocok dengan spesies lain. Secara historis, bagaimanapun, Tomophagus
secara umum telah dianggap sebagai sinonim untuk Ganoderma. Hampir satu
abad kemudian, filogenetik analisis dibenarkan asli penempatan's Murrill,
seperti yang telah terbukti menjadi genus yang berbeda sesuai taksonomi.
VII. KESIMPULAN
Pada praktikum
kali ini dapat di simpulkan :
1.
Pada
jamur merang (Vorvaiela volvaceae, Tubuh buah yang
masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan
dilindungi selubung karena masih
di selimuti selaput velum universale.
2.
Termasuk anak bangsa aphyllophorales dan
suku polyporaceae, jamur ini pada badan buahnya tidak mempunyai papan – papan
atau lamella himenepora yang menonjol. Pada jamur kayu (Ganoderma
sp) Pada jamur kayu kami mendapati tudung di bagian depan, lamella di
bagian belakang dan sepora di antara lamella – lamella, berstipe, dan ada
holdfast.
3.
Pada
kuping (Auricularia polytricha) Jamur kuping termasuk keluarga
Auricularia dan kelas Basidiomycetes. Morfologi
Tubuh buah kenyal atau seperti gelatin jika dalam keadaan segar dan menjadi
keras seperti tulang jika kering, berbentuk mangkuk atau kadang-kadang dengan
cuping seperti kuping yang berasal dari titik pusat perlekatan, diameter 2-15
cm, tipis bergading, dan kenyal.
4.
Pada
jamur tiram
putih (Ostreatus pleurotus) KarakteristikTubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang
tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus)
dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai
nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam,
abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin.
DAFTAR
PUSTAKA
tjitrosnosoepomo
Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta : Gadja Mada Universitiy Press.
Karmana, Oman.
2007. Cerdas Belajar Biologi.
Grafindo Media Pertama : Bandung
Sabariah,
Sukirman. 2000. Biologi. Grafindo
Media Pratama : Bandung
Langganan:
Postingan (Atom)